Model bisnis adalah gambaran mengenai bagaimana usaha atau bisnis yang akan di lakukan. Lingkup product design hingga strategi marketing tiap business model berbeda satu sama lainnya.
Seringkali pemahaman tentang apa itu model bisnis tumpang tindih dengan pengertian business plan. Keduanya adalah hal yang berbeda. Business model adalah dasar atau gambaran bentuk usaha. Sedangkan business plan adalah perencanaan operasional usaha kedepannya seperti apa.
Jenis-jenis model bisnis yang popular :
1. Dropship
Dropship menjadi
model bisnis yang sering dijumpai pada usaha jual-beli online. Model ini sangat
bersahabat bagi para pemula karena modal yang dibutuhkan tidak besar dan minim
resiko. Kamu pun tidak perlu memiliki toko fisik atau gudang karena produk akan
langsung dikirimkan dari supplier ke tangan konsumen.
Profit
yang didapatkan dari model bisnis ini adalah selisih harga dari yang dibayarkan
konsumen ke supplier. Namun, karena minim risiko dan modal yang kecil, profit
dari dropship ini relatif kecil.
2. Waralaba
Secara garis besar, bisnis
waralaba ini menawarkan sebuah konsep dan cetak biru dari sebuah perusahaan
besar yang bisa dibeli dan dijalankan oleh pembeli waralaba.
Dalam perjanjian
waralaba, si pemilik waralaba akan membantu dalam pemasaran, operasi bisnis
sampai pembiayaan awal untuk bisa memastikan bisnis ini bisa berjalan sesuai
dengan target. Sebagai imbalannya, pembeli waralaba ini akan memberikan sekian
persen dari keuntungannya.
Modal yang
dibutuhkan untuk bisnis ini bisa dibilang relatif karena tergantung waralaba
apa yang akan dipilih. Merek-merek waralaba terkenal seperti Starbucks,
Alfamart, McDonald’s dan yang lainnya membutuhkan modal yang besar untuk
memulai. Namun, kamu juga bisa memilih waralaba lainnya yang modalnya relatif
lebih kecil. Apalagi saat ini sudah banyak startup makanan/minuman yang
menawarkan model bisnis waralaba seperti ini.
3.
Marketplace
Di sektor teknologi, marketplace
menjadi salah satu model bisnis yang cukup populer dalam beberapa tahun
terakhir ini. Dalam model ini, bisnis berperan sebagai tempat bertemunya antara
penjual dan pembeli secara online. Target pasarnya pun bisa berbeda-beda, mulai
dari B2C, B2B, sampai C2C.
Untuk
meningkatkan pengguna biasanya, marketplace ini awalnya disediakan secara
gratis untuk bisa langsung jual-beli di dalamnya. Namun, seiring berjalan
waktu, bisnis marketplace bisa menerapkan beberapa strategi untuk mendapatkan
profit. Misalnya, dengan membuka program premium member, memasang fitur-fitur
iklan atau menerapkan komisi pada setiap transaksi yang terjadi.
4.
Model Freemium
Penamaan model bisnis ini mengarah
kepada bagaimana sebuah bisnis bisa mendapatkan pelanggan sekaligus mendulang
profit di masa depan. Freemium banyak digunakan oleh para pelaku bisnis
software as a service (SaaS). Secara sederhana gambarannya seperti ini, sebuah
perusahaan software mengembangkan sebuah produk yang bisa diakses secara gratis
oleh para penggunanya.
Namun,
mereka membatasi penggunaan fitur-fitur tertentu. Bagi pengguna yang ingin
menggunakan fitur tersebut harus membayar biaya berlangganan. Contoh perusahaan
yang menggunakan model ini adalah Spotify. Siapa saja bisa mendengarkan lagu
secara gratis di layanan ini, tapi akan ada selingan iklan di setiap lagunya.
Jika pengguna ingin bebas dari iklan, mereka harus membayar biaya
berlangganan.
5.
Model Langganan
Dalam model ini, pada dasarnya
para pengguna harus membayar biaya berlangganan untuk bisa dapat menggunakan
layanannya. Untuk bisa menarik pelanggan, biasanya biaya berlangganan ini
ditawarkan dalam beberapa paket yang menarik.
Misalnya,
Netflix memberikan penawaran gratis berlangganan selama satu bulan pertama lalu
baru menerapkan biaya bulanan pada bulan berikutnya. Skema pembayarannya juga
bisa bermacam-macam, ada yang bulanan ada juga yang tahunan dengan penawaran
harga yang lebih murah setiap bulannya.
6. Model
Razor-Blade
Model bisnis ini berfokus pada
strategi produk dan penerapan harganya. Nama razor blade berasal dari strategi
harga yang diterapkan oleh salah satu produsen alat cukur ternama. Jika
diperhatikan baik-baik, Gillette menerapkan harga alat cukur dengan harga yang
lebih murah dibandingkan dengan silet cukur penggantinya.
Hal ini
dilakukan dengan asumsi, pengguna akan terus menggunakan produk utamanya (alat
cukur) dan produk pendukungnya (silet cukur) secara terus menerus. Untuk bisa
menerapkan model ini produk utama dan produk pendukung harus saling melengkapi
satu sama lain dan tidak bisa digantikan dengan produk dari merek
lainnya.
Produk
utama dijual dengan harga yang standar, tapi pengguna harus terus membeli
produk pendukungnya agar produk utama tersebut bisa terus digunakan. Selain
pisau cukur, produk lainnya yang bisa menggunakan model ini adalah mesin cetak
dan tintanya atau sim card dengan penyedia operator seluler.
7. Model
Bundling
Bundling atau paket menjadi model
bisnis lainnya yang berdasarkan strategi produk dan harga. Dalam model ini
perusahaan menjual dua atau lebih produk secara bersama-sama dalam satu unit
penawaran yang sama. Seringkali kombinasi produk ini dijual dengan harga yang
lebih rendah dibandingkan harga yang mereka kenakan untuk masing-masing
produk.
Model ini
memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan dan kemudahan untuk
memasarkan produk atau layanan yang lebih sulit untuk dijual. Namun, efek
sampingnya adalah margin keuntungan bisa lebih menyusut karena produk-produk
ini dijual dengan harga yang lebih murah.
Beberapa
perusahaan yang menggunakan model bisnis ini adalah Adobe Creative Suite,
McDonald’s dan perusahaan makanan cepat saji lainnya.
8.
Model One-for-one
Model bisnis ini memadukan pendekatan bisnis yang
bersifat profit dan nonprofit sekaligus. Jadi, mendapatkan laba sambil
membangun kesadaran sosial untuk berbagi. Contoh dari bisnis ini adalah Toms Shoes.
Strategi mereka untuk menyumbang sepatu kepada anak yang
membutuhkan dari penjualan produk, membuat konsumen tak segan untuk ambil
bagian dalam kegiatan tersebut. Tak jarang, banyak yang menjadi pelanggan setia.
9.
Model Distributor
Distribusi menjadi aktivitas utama
dari bisnis yang menjalankan model ini. Mereka tidak memproduksi barang
sendiri, tapi menjadi penyalur produk untuk dijual di pasaran. Para perusahaan
distributor ini menjalin kerja sama dengan perusahaan manufaktur untuk
mendistribusikan produk mereka.
Pasar dari
model bisnis sangat luas karena bisa saja mendistribusikan barang secara B2B
ataupun B2C, tergantung dari jaringan yang mereka miliki. Secara teknis,
perusahaan distributor ini bisa saja memasarkan beberapa produk sekaligus atau
hanya menjadi distributor untuk satu jenis/merek tertentu saja.
Salah satu
perusahaan distributor ternama di Indonesia adalah PT. TAM yang menjadi
distributor untuk produk smartphone. TAM menjadi mitra distribusi beberapa
perusahaan manufaktur dari luar negeri seperti Xiaomi, Samsung dan Blackberry.
Untuk mendapatkan profit, distributor ini membeli produk tersebut dengan volume
yang besar dan menjualnya ke retailer dengan harga yang lebih tinggi.
10.
Model Manufaktur
Manufaktur menjadi salah satu
model bisnis tradisional yang masih diminati sampai saat ini. Sederhananya,
model bisnis bergerak pada usaha membuat barang mentah menjadi sebuah produk,
baik produk untuk diolah kembali ataupun sebagai end product.
Perusahaan-perusahaan
seperti Dell Computer atau Hewlett-Packard yang menjual komputer jadi dan
komponen-komponen perakitan komputer, masih tergolong sebagai sebuah perusahaan
manufaktur. Untuk menyalurkan barang ke tangan konsumen, perusahaan ini bisa
langsung menyalurkannya ataupun melalui pihak distributor.
Salah satu
tantangan perusahaan manufaktur adalah harus menyediakan modal yang besar dan
mendapatkan bahan baku untuk menjaga proses produksi tetap lancar dan
ketersediaan barang di pasar tetap terjaga.
Model
bisnis ini akan terus berkembang seiring dengan perubahan zaman dan mengikuti
perilaku konsumtif manusia. Tak jarang muncul model bisnis yang benar-benar
baru, tapi ada juga model bisnis yang merupakan modifikasi dari model yang
sebelumnya.
Model bisnis adalah elemen terpenting untuk
kesuksesan startup atau bisnis apapun yang membuka nilai dalam
jangka panjang. Di lain sisi, mengembangkan model bisnis ini tidak hanya
terpaku dengan strategi monetisasi saja.
Dalam mengembangkan
model bisnis, perusahaan dapat menciptakan nilai atau value untuk
pemangku kepentingan (shareholder). Jadi intinya, model bisnis
adalah bagaimana cara membuat pengguna menggunakan layanan, produk, jasa, atau
aplikasi kalian dalam jangka waktu lama.
Model bisnis memiliki tujuan untuk membantu
perusahaan atau startup dalam merancang perencanaan bisnis serta
menetapkan dan memvalidasi poin-poin penting dari lini bisnis, mulai dari
aktivitas, sumber daya, hubungan dengan customer, pendapatan, dan pengeluaran.
sumber :
25+ Model Bisnis untuk Membangun Usaha Anda (Terlengkap) (niagahoster.co.id)
Model Bisnis: Pengertian, Tujuan, dan Manfaat | Kredit Pintar
Model Bisnis: Pengertian, Jenis-Jenis, Contoh dan Manfaat (populix.co)
Mengenal Tipe Model Bisnis, Definisi dan Jenis-jenisnya yang Populer - Seller Center Bukalapak
Komentar
Posting Komentar